"Chit .. Chat.."
Berawal dari chatting group yang tak pernah sepi, pemuda-pemudi dari penjuru Indonesia duduk di belakang layar mengetik percakapan-percakapan yang tak berujung, dari perkenalan, hingga topik-topik seru yang tak pernah membuat ponsel sunyi, hingga sebuah acara gathering, kami yang awalnya hanya menatap layar ponsel, agar bertatapan langsung dengan siapa saja mereka yang selama ini juga menatap jendela percakapan yang sama.
Sabtu, 30 Agustus 2014
Ketika anak-anak ingusan yang baru saja menarik diri dari kehidupan putih abu-abu berkumpul untuk pertama kalinya, untuk bertemu wajah-wajah baru yang asing, yang akan menjadi pemandangan mereka untuk kehidupan empat puluh dua bulan yang akan datang.
Kekhawatiran, kebimbangan, rasa malu, tidak percaya diri pun merasuki, datang bagai kabut malam dalam pikiran kita. Wajah wajah seperti apa kah yang akan menemani peran kita dalam lembaran skrip kehidupan kita yang akan datang. Akankah mengerikan? Akankah menyebalkan? Akankah merendakahkan? Akankah memalukan?
Dan sore itu, senyuman hangat seratus orang yang rela datang untuk memeriahkan acara gathering tersebut datang menghapus semua kabut pertanyaan-pertanyaan yang menggelisahkan. Wajah-wajah ceria, dan senyuman-senyuman itu membuat kami nyaman.
Diawali dengan perkenalan masing-masing dari kami, acara makan-makan, berbagi pengalaman dengan kakak-kakak tingkat yang sengaja diundang, shalat Maghrib berjamaah, bertukar hadiah, hingga groufie untuk pertama kalinya.
Acara berlangsung mengasyikkan hingga akhirnya petang menjemput, membubarkan pertemuan kami hari itu. Wish time would last longer.
Biar lah mereka berkata kita korban SBMPTN, biar lah mereka berkata kita korban SNMPTN, tapi mereka tak akan tahu langkah mana yang akan kita ambil, ombak apa yang akan mendayu, rasi bintang apa yang akan menuntun kita, berapa lapis warna pelangi akan menyambut. Mereka tak tahu.
They have been blizzards and car crashes and summer storms,
and the whole time we have just been teenagers,
looking for who will be our partner in the next scenes,
and one beautiful metaphor locked inside our chests,
one hundred forty seven of us,
nothing special, except that we got to call ourselves; best friends.
Dan ini lah kami, BISTAZAM FK UII Angkatan 2014
Salam kenal dari kami,
Calon Dokter Muslim
Hmmm..... Masa yang tak kan terlupakan (y)
BalasHapus