CRANIUM

"Makrab? Apaan tuh?"
"Oh"

"Kapan?"
"Oh"

"Bawa apa aja?"
"Oh"

"Makrab besok, ya?"
"Oh."

"OH?"

...
Kiamat makin dekat kata mereka, dengan bukti makin cepatnya waktu berlalu. Detik demi detik yang berdentang pelan, menyimpan kenangan, tawa, dan canda yang tak henti.

Seperti itulah Makrab: Malam Keakraban yang telah berlalu itu terasa. Tak terbayangkan sebelumnya, akan secepat ini memori Makrab terkubur oleh hari-hari tutorial yang makin menyibukkan.

Maka dari itu, tak ingin kita biarkan memori itu pun terkubur lebih dalam, yuk kita gali lagi dan kita buka peti memori tersebut.

Makrab. Suatu kegiatan yang diadakan oleh Lembaga Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia. Sebuah program yang digagas tuk diikuti oleh para freshmen untuk bermalam di sebuah villa, agar dapat mengasah pengalaman baru dan menghangatkan keakraban antar mahasiswa baru, dengan diadakannya berbagai misi yang akan dilakukan secara berkelompok.

14 November 2014

Cerita dimulai dengan rintik-rintik hujan dan seperangkat barang bawaan yang cukup menyiksa. Kami dikumpulkan tepat pukul 13.00 di depan Ulil, bersiap-siap berangkat bersama-sama menuju suatu lokasi yang sudah ditentukan: Tawangmangu, Solo.

Dan lagi, jarum jam berputar tanpa henti hingga menunjukkan pukul 15.30, penantian kami pun berakhir, bis yang akan kami tumpangi akhirnya tiba. Kami pun siap berangkat.

Kurang lebih sekitar tiga jam perjalanan yang begitu seru, tak pernah sunyi, kami pun tiba di villa tempat kita bermalam. Namun, hujan tak kunjung mereda. Sesampainya, kami langsung memindahkan barang bawaan dari bis menuju kamar.

Setelah shalat, makan, dan beristirahat beberapa jam hingga sekitar pukul sembilan malam, kami kemballi dikumpulkan di lapangan, dan bertemu siapa-siapa saja yang akan menemani langkah kaki-kaki kecil ini selama Jelajah Malam nanti. Senter, jas hujan, nyali, dan sekumpulan nyawa pun kami siapkan. Sebelum akhirnya melaksanakan jelajah malam.. But first.. let us take a grouvie.




Satu demi satu kelompok pun diberangkatkan untuk menjalani satu demi satu misi yang telah disiapkan Kakak - Kakak LEM untuk kami. Dimulai dari pos perkenalan, dengan misi yang bermacam macam; mengenal satu yang lain, saling menjaga, saling percaya, saling menjaga kekompakkan, bahkan pos di kuburan saat tengah malam, sampai pos bayangan, tempat kita foto-foto (read: the most wanted ones) pun terlewati.

Berjam-jam perjalanan tak terasa kami buang bersama teman-teman sekelompok, saking serunya jelajah malam. Perjalanan jelajah malam baru benar-benar tuntas sekitar pukul empat pagi. Entah bagaimana, bayangan kasur yang nyenyak dan tidur yang lelap selalu menghantui dalam benak tak henti-henti. Tapi, sampai kamar, hendak sejenak saja melemparkan tubuh ke kasur yang empuk, rupanya adzan Subuh mendahului. (read: son of a b...ad luck bubblegum!)

15 November 2014

Hari kedua..
Paginya, kami bersama-sama dikumpulkan untuk melakukan senam pagi, dan berbagai macam jenis grouvie bersama masing-masing kelompok diabadikan; mulai dari grouvie macam jualan sepatu, macam Oscar, melingkar, hingga yang gelap-gelapan.


 

Lalu... Jelajah lagi! (yeay?) Sayangnya, hujan tak henti mengguyur Tawangmangu. (nay?) Tetapi, kita sudah mempersiapkan jas hujan, jadi walau hujan deras menerpa dengan kencang, kita tetap akan melawannya. Kami pun tetap menjalankan jelajah bersama kelompok kami. Kemana? Uhm, kita butuh melewati tanah yang becek, hutan, tapakan yang licin, menyebrangi sungai, dan ribuan tangga untuk sampai ke sana (it's real): Air Terjun Grojogan Sewu, Tawangmangu!

Setelah puas berfoto-foto sambil diguyur air hujan yang rupanya ingin ikut dalam foto grouvie kita, kita pun diarak kembali menuju penginapan. Eiits, rupanya sesampainya di villa kami tak diperbolehkan langsung beristirahat nyenyak di kasur. Setelah diguyur hujan seharian, dan menaiki-menuruni ribuan tangga, kami juga harus berguling guling di lumpur, dan dibumbui dengan tepung putih di sekujur tubuh kita! (for Gods sake)

Malamnyaaa (drum rolls)... ada penampilan dari kami dan api unggun! Dibuka dengan ditayangkannya video perjalanan kami selama Makrab dua hari ini. Lalu, giliran kami menyuguhkan berbagai penampilan yang benar-benar seru:
Pada suatu ketika di Kerajaan Mufattan, Divisi Seni dan Budaya terbantai habis karena serangan virus Ebola yang makin mengglobal, membuat Raja Atok kebingungan. Akhirnya, Beliau pun mengadakan sebuah sayembara bagi siapa pun yang dapat menampilkan keahlian seni dan berbudaya mereka yang terbaik, maka akan terpilih untuk mengisi kekosangan kepemimpinan pada Divisi Seni dan Budaya tersebut.
Warga Kerajaan Mufattan pun berlomba-lomba memamerkan keahlian mereka dalam bidang seni dan budaya. Mulai dari Tari Saman, Paduan Suara, Nasyid, Senam, Band sampai Bela Diri pun beradu menampilkan yang terbaik di depan Raja Atok.
Setelah kenyang dengan appetizer video makrab, dan main dishes penampilan kami, tapi tetap saja kurang lengkap jika tanpa dessert, yangkami kira hanyaberkeliling melingkari api unggun dan bernyanyi bersama, mulai dari Fireworks-nya Katy Perry hingga Ingatlah Hari Ini-nya Project Pop. Eh, ternyata, dessert kami malam itu tidak hanya sampai situ, satu demi satu kembang api memecah malam dengan berkelap-kelipnya cahaya yang dilahirkan. Malam itu benar-benar berwarna, and at that exact moment none of us want it to end.
Esok harinya, hari terakhir..
Ada banyak kegiatan yang harus kami selesaikan, seperti membersihkan kamar, hingga mengikuti serangkaian mini games yang tak kalah seru dari jelajah yang kami jalani selama dua hari sebelumnya, lomba berdandan dan modelling sampai mengisi pipa yang berlobang dengan air.



Tapi, yang paling berkesan adalah ketika Kakak Kakak LEM yang terkenal garang mengumpulkan kami di lapangan, dan mulai memarahi kami. Mereka meminta kami untuk memberikan barang barang berharga kami seperti jam dan handphone, dengan terus-terusan menyalahkan kami.

"Kalian mau tau kesalahan kalian apa?"
"Tengok ke belakang!"
and as we turn our head back, satu demi satu bom air dilempar ke arah kami, membuat badan kami kembali basah. Perang balon air pun terjadi.
Jam menunjukkan pukul empat sore, Makrab pun berakhir, kami harus kembali pada rutinitas kuliah yang sibuk. (very very very sad face)
Bumi seolah-olah ikut bersedih, ia tak henti-hentinya menangis, awan tebalnya seakan mengurung kami agar tetap berada di Tawangmangu untuk beberapa malam yang lain. Tapi sepertinya kenyataan menginginkan hal yang lain, ia ingin kami kembali pada pelukannya tuk bergelut pada jadwal tutorial dan menemani textbook - textbook tebal dalam tidurnya.

Serangkaian kata demi kata ini kami buat setidaknya agar dapat dinikmati, walaupun tak akan ada sepatah katapun yang dapat menggambarkan bagaimana tak terlupakannya detik demi detik Malam Keakraban itu.

















Makrab oh Makrab...

1 komentar:

  1. Capek sih.... tapi mendapatkan kenangan terindah bersama kalian, para BISTAZAM ^_^

    BalasHapus