OSCE "Roller Coasternya Anak Kedokteran"

OSCE
Objective Structure Clinical Examination

Adalah ujian paling menegangkan yang pernah kita alami di Fakultas Kedokteran.
Kok bisa?
Iyaa! Dengan 9 stase dan hanya diberikan waktu 10 menit untuk setiap stasenya, udah ngebuat kita kayak naik Roller Coaster.

10 menit terasa sangat cepat di dalam ruangan, dimana kita sudah harus bersikap sopan, berkomunikasi secara baik, dan melakukan pemeriksaan dengan sempurna.
Di dalam ruangan hanya ada 3 orang, kami sebagai peserta, probandus (Pasien), dan penguji.

Melakukan pemeriksaan dengan pasien dan diperhatikan langsung oleh penguji, tidak semudah ketika kami latihan di keterampilan medik.
 
Jantung berdetak kencang.
Keringat dingin bercucuran.
Tangan gemeteran.
Bahkan berbicara pun menjadi kaku.

Kita tremor! Saraf simpatis kami berkerja.
Menegangkan, lucu, dan seru campur aduk jadi satu.

Banyak hal-hal yang gak terlupakan di dalam ruangan.
Baju operasi kebalik lah.

Lupa ngeluarin Handscool sebelum cuci tangan scrub lah.
Ngarang skenario pas komunikasi lah.
Alat rhinoskopi lepas lah.
Pemeriksaan visus matanya lupa ditutup satu, apa pasiennya masih pake kacamata, dan masih banyak lagi.
Sensasi yang gak pernah kita lupain bahwa didalam ruangan otak dan skill berkerja bersamaan dengan waktu yang singkat.


Ujian OSCE ini juga yang membuat kami merasakan betapa bangganya kami menggunakan jas PPK, atau jas putih yang biasa dipakai dokter-dokter ketika mereka berkerja.
Ini seperti mencoba mimpi kita sebelum meraihnya.
Bertemu pasien, berbicara dengan mereka, mendengar keluhannya, dan melakukan pemeriksaan,
Kami akan terbiasa dengan hal-hal seperti itu. 

Dan kami melewati itu semua dengan Have fun.
Karena kami tidak sendiri, dan kami gak pernah melupakan hal-hal yang terjadi dalam OSCE.


Tentamen lagi.. Tentamen lagi...



Main tebak-tebakan yuk.

Apa yang bikin kamu deg-degan ketika nama kamu dipanggil? Gebetan.
Apa yang bikin kamu rela ngantri demi dapet giliran? Ngantri tanggal jadian.
Apa yang bikin kamu engga tenang tidur semalaman? Chat cuma di read.
Apa yang bikin kamu kepikiran berhari-hari, siang dan malam? Kabar si doi.

Salah semua. Jangan baper.
Jawabannya: TENTAMEN!
Iya. Tentamen Anatomi.
Itu sih, kalau kata anak-anak Kedokteran.
Hari sebelum-sebelumnya kepikiran gimana nanti tentamennya. Malemnya, bikin gelisah engga tidur takut besok kenapa-kenapa, enggak bisa ngerjain. Pas hari H, rela ngantri panjang demi namanya dipanggil, dan ketika namanya dipanggil, langsung serentak keringat dingin, jantung deg-degan kenceng banget sampe kebelet. Ya begitulah.

Tapi bagaimana lagi, sudah akan menjadi budaya baru bagi kami, untuk tiga tahun setengah yang akan datang.

Rabu, 21 Januari 2014.
Hari yang paling tidak tentram sejak awal Blok 1.3 dimulai.
Masih harus masuk jam delapan pagi, demi ngisi absen Kuliah Pakar Histologi, walau mata masih merem-melek karena gundah gelisah semalaman.
Siangnya, jam sepuluh, ada jadwal tutorial rutin, dan Mini Kuis. Ya Allah. Inikah yang dinamakan dilema?

Seusai dhuhur, tepatnya jam tiga belas, ujian akhir Praktikum Anatomi dimulai. Lokasinya di Laboratorium terpadu FK UII (baca: gedung abu-abu kubus, pas banget kaya dadu raksasa). Diawali dengan Responsi, ujian tulis anatomi yang terdiri dari empat puluh macam soal, dan dijawab dengan empat ratus macam doa. Tsaah.

Setelah mini kuis, responsi yang susahnya bukan main, ternyata cobaan belum berakhir. Cobaan terberat ada di penghujung hari: Tentamen.
Ini dia nih, yang berhari-hari mengusik ketenangan.
Akhirnya, kita mengantri juga. Kita: mahasiswa kedokteran, berbaris--ada juga yang duduk meratapi nasib yang dibalut jas putih, mengantri sampai nama kita dipanggil. Dengan modal tinta ballpoint, dan ingatan yang diharapkan masih tergantung dalam memori, serta doa dan sepercik keberanian, kami menanti untuk akhirnya mengamati probandus, dan menorehkan apa yang kita lihat, sesuai pengetahuan kita--itu pun kalau tahu--dengan tinta ballpoint ke selembar kertas putih.

Satu soal,
Dua soal,
Empat belas,
Dua puluh tiga,
Tiga puluh,
Tiga puluh enam,
Tiga puluh delapan,
Empat puluh.
Alhamdulillah, empat puluh soal sudah terlewati, sudah terisi.




Satu persatu dari kami ke luar dari ruang laboratorium anatomi dengan cucuran keringat yang luar biasa. Campur aduknya perasaan, harap-harap cemas dengan apa yang mungkin secara tidak sadar kita tulis di atas kertas.
Perjuangannya sudah, sekarang, tinggal memperbanyak doa.

Bismillah, semoga hasilnya memuaskan. Karena Allah menjanjikan, hasil akan terbayar sesuai dengan betapa besar perjuanganmu. Amien. Tsaah.

Milad FK UII 2014

"Selamat Ulang Tahun FK UII!"

 Minggu, 21 Desember 2014
Pagi itu lapangan depan FPSB dipenuhi seluruh keluarga besar Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia.
FK UII merayakan Miladnya yang ke 13 tahun.
Acara yang dihadiri oleh dosen, karyawan, dan beberapa mahasiswa itu cukup ramai.
Diawali sarapan bersama dengan beberapa stand makanan seperti soto, bakso, jajan pasar, dan teh hangat.
dr. Linda selaku dekan pun memberi sambutan atas apa saja yang telah tercapai selama 13 tahun ini maupun cita-cita FK UII kedepannya. Milad pun hanya dirayakan dengan pelepasan balon-balon yang menandakan sebagai cita-cita kami untuk dapat terus menjadi fakultas yang mencetak dokter-dokter yang baik untuk masyarakat di luar sana.
Berbagai penampilan band dan perlombaan dirayakan pada hari itu.
Ada lomba bakiyak, lomba memasukan belut, dan lomba cuci tangan WHO.
Puluhan doorprize pun diberikan kepada keluarga besar FK UII termasuk untuk mahasiswa.
Angkatan kita Alfu dan Pandhu menpadatkan Juicer, Sidi dan Zafier mendapatkan PowerBank Fifa dan Ciu mendapatkan kompor, dan Putri mendapatkan Tikar.
Beberapa dari angkatan kami pun memang sengaja diminta untuk membantu dalam acara ini, hingga kami memakai jas almamater menandakan bahwa kami juga panitia.
So.. Happy Birthday FK UII!
Semoga kita bisa selalu jaya dan bermanfaat untuk umat :)



Referat oh Referat...

"Namanya juga Mahasiswa, tugasnya dikasih awal tahun, dikerjainnya juga paling akhir tahun..."

Welcome to Blok 1.2
Referat, penugasan yang diberikan oleh kampus untuk blok ini membuat kami Insomnia.
Setiap anak diberikan "amanah" untuk membuat sebuah artikel atau lebih kerennya "Referat" dengan tema yang berbeda-beda namun sudah ditentukan oleh kampus.
Di awal blok, masing-masing kami sudah mengundi tema-tema yang diberikan. Tema-tema tersebut harus kita bikin sebuah judul baru agar menjadi sebuah artikel yang harus jadi minimal 5 lembar.

"Ngerjain referat tuh gampaaaang banget, yang susah tuh ngelawan malesnya"

Dengan jadwal yang sangat padat, dan target minikuis, serta setoran anatomi yang harus kita kejar, udah bikin jam tidur kita berantakan, apalagi ditambah bikin referat. Alhasil seminggu sebelum dikumpulkan baru kita memulai mengerjakan.

REVISI OH REVISI....

Banyak dari referat kami yang sudah dikonsultasikan ternyata tidak sesuai dengan apa yang diinginkan kampus.
"Dek ini bahasnya kurang dalem"
"Dek ini kata-katanya gak baku"
"Dek ini gak sesuai sama tema"

Arrgggh stres menghantui kita semua. Tugas ini udah membuat mata kami seperti abis dari  Mall pada akhir tahun yang banyak ngasih diskonan... Kantung matanya tebel-tebel! Kita seketika menjadi Batman yang harus bertugas pada malam hari, dan pagi udah harus kuliah lagi.

12 Desember 2014 (Hari Pengumpulan Referat)
Pagi itu ruang kuliah pun masih sepi, mungkin karena banyak yang kesiangan sesudah begadang atau masih ngurusin referat di tempat fotocopyan. Tapi tugas yang sudah mengganggu tidur kami pun akhirnya terkumpulkan, setidaknya sabtu dan minggunya kami bisa "balas dendam" dan nge-date seharian sama kasur tercinta.

Tentamen yang Membuat Tempramen

"Femur itu nanti ada Caput Femoris, trus ada Corpus Femoris, dan ada......"

Laboratorium lantai 4 dipenuhi remaja-remaja yang sibuk membaca atlas anatomi sore itu. Segala gaya belajar diperlihatkan oleh manusia-manusia berjas laboratorium putih. Ada yang duduk sambil dengerin lagu, ada yang komat-kamit sambil liat langit-langit, ada yang mondar-mandir sambil buka tutup atlas anatomi, dan juga ada yang sibuk geser-geser tab yang berisi ebook.


Yups, ini pertama kali kita merasakan yang namanya Tentamen Anatomi.
Test yang cukup terkenal dari kalangan anak kedokteran, dimana hafalan dan pehamanan kita tentang tubuh kita sendiri diuji. Minggu sebelumnya kami sudah banyak yang sibuk untuk praktikum mandiri di jam kosong, bahkan hingga larut malam. Bertukar ilmu dengan Kakak Asisten Laboratorium Anatomi, bercerita pengalaman tentamen mereka yang sulit, hingga beberapa cerita "Mistis" tentang Laboratorium Anatomi sudah kami lewati bersama sebelumnya, dan sore ini adalah hari penentuan....

Ketika kami sudah mulai memasuki ruangan sesuai absen NIM, kami pun saling mensupport satu sama lain. Ada yang tetap bercanda agar suasana gugup tidak terasa, ada yang memberikan semangat tanpa henti-hentinya, ada juga yang justru siap untuk inhal (tidak lulus dan mengulang).
"Asal ada teman, semua pun aman"
Kata-kata yang selalu keluar agar kita tidak down jika kita memang tidak lulus dalam test ini.




Dengan waktu yang sangat singkat, kita melewati satu per satu preparat yang disediakan, tidak sempat berpikir dan... "tenonet" bel berbunyi tanda kita harus bergeser dan mengerjakan soal selanjutnya. Meja demi meja kami lewati dengan ekspresi bingung, senyum paham, hingga ketawa pasrah.

Tentamen telah membuat kami Tempramen....